Minggu, 31 Januari 2010

Menanam Cabai Di sekolah


Pada hari rabu aku dan teman-teman mendapat tugas dari ustadzku untuk Menanam biji kedelai dan cabai. ustadzku sudah mempersiapkan ,Kotoran hewan dan sekam.sebagai bahan untuk membuat pupuk.Apakah kalian. Tahu Apa fungsi pupuk untuk tanaman? Fungsi pupuk untuk tanaman adalah sebagai penyubur dan penyimpanan cadangan makanan tumbuhan.
Oh iya aku dan teman-teman juga ikut membuat pupuk. Aku Membantu mengambili tanah yang kering dan agak keras.tanah seperti itu mudah ditemui didekat persawahan.karena kebetulan sekolahku dekat persawahan.jadi tak perlu jauh-jauh untuk mengambilnya .setelah itu tanah yang barusan kuambil di dekat persawahan.dicampur dengan kotoran hewan dan sekam milik ustadzku.yang sebelumnya telah dibuatnya .sesudah dicampur .biji kedelai dan cabe dimasukan kedalam kotoran hewan ,sekam dan tanah kering yang telah di campur.Tetapi ,jika memasukan biji kedelai harus cukup dalam supaya tanaman kedelai tidak jatuh.sebaliknya jika menanam biji cabai tidak boleh terlalu dalam. Supaya biji cabai cepat tumbuh dengan sempurna.

artikel ditulis oleh: Bayu murid kelas VA, SDIT INSAN KAMIL SIDOARJO

Selasa, 05 Januari 2010

Anak SD temukan Energi Alternatif dari Ketela, Diberi Nama "Baterai Singkong" Kamis, 15-11-2007


"Bang gorengan singkong 10 yahh..", pinta Linuz kepada abang gorengan yang dia pikir mampu mengganti karbohidrat. Akibat program diet nasinya. Tiba-tiba matanya tertuju kepada sebuah berita yang membuat dirinya malu dan kehilangan selera makan atas prestasi yang dicetak bocah kecil yang usianya lebih muda 11 tahun.

Seorang anak bernama Innocencio Kresna Pratama (dipanggil Inno) mengantarkan kota Bandar Lampung menjadi yang terbaik di ajang "Kompetensi dan Kreativitas Siswa SD Dan Madrasah Ibtidaiah (MI) se provinsi Lampung" tanggal 6-7 November kemarin. Apa yang dibuat Inno? Bocah kelas 6 SD TUnas Mekar Indonesia ini berhasil membuat para juri terpana dengan karyanya yang bertajuk "Baterai Singkong, Upaya menemukan Energi Alternatif" serta mengantarkannya mewakili provinsi Bandar Lampung pada event yang sama tingkat nasional (27 November mendatang).

Modalnya, menurut Inno, sangat mudah didapat dan murah pula; satu batang singkong kecil yang dipotong menjadi empat bagian. Inno menancapkan pelat dan tembaga seng yang kemudian disambung dengan kabel kecil ke kalkulator dan jam digital. Hasilnya? Kedua benda itu menyala dan tetap akurat!

Menurut Inno, singkong dapat menghasilkan listrik karena mengandung cairan elektrolit untuk menghasilkan listrik."Untuk itu teknologi sederhana ini saya namakan Baterai Singkong", ujar anak dari pasangandrg. Edy Suwanto dan drg. Lucia Dwi Handayani.

Apa yang mendorong calon ilmuwan cilik kelahiran 8 Maret 1996 ini? Dia mengaku terinsipirasi karena rajin membaca, ditambah lagi sudah memulai penelitian kecil di sekolah seperti mulai cara menanam, mengamati pertumbuhan tanaman, dan lain-lain.

Ketertarikannya menjadi semakin menjadi-jadi setelah membaca di internet dan berbagai macam buku kalau apel dan jeruk dapat pula menghasilkan listrik. "Mulai dari situlah aku tertarik melanjutkan penemuan ini. Aku menduga buah lain, bahkan umbi2an juga dapat menghasilkan listrik" kata dia.

Di sekolah Inno mengadakan percobaan di sekolah seperti menguji buah mangga yang didapati juga menghasilkan listrik. Ia beralih ke umbi2an; singkong,ubi,dan kentang tak luput untuk dijadikan obyek pengujian.Inno mengklaim baterai singkong dapat bertahan berhari-hari tanpa henti seperti baterai konvensional, malahan dapat dipakai berkali-kali dengan menancapkan pelat tembaga di bagian sisi yang belum digunakan.

Otaknya yang kreatif terus seakan tak pernah berhenti yang terbukti dari pengakuannya untuk melanjutkan penelitian menjadikan singkong batu baterai kering.

Meskipun begitu, anak ini tetap rendah hati dan mengharapkan doa dari orang-orang terdekatnya berharap untuk kembali menjadi yang terbaik di ajang nasional kelak.

Sambil meneguk air putihnya, Linuz menguap dan bergumam asal,"Huahh harus cepet dipatenin nih singkong ajaib"


Sumber: http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007111001191658