Rabu, 18 Februari 2009

PENGARUH PENAMBAHAN KITOSAN YANG DIISOLASI DARI LIMBAH CANGKANG UDANG WINDU (PENAEUS MONODON) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK, MUTU KIMIA, DAN DAYA SIMPAN

David Irianto, Elis Purwaningrum, Istiana dan Sari Edi Cahyaningrum

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Surabaya, Kota Surabaya


Abstrak

Telah dilakukan penelitian uji mutu organoleptik, mutu kimia, dan daya simpan mie basah dengan penambahan kitosan dari limbah cangkang udang windu, pada variasi penambahan kitosan 0 %; 0,5 %; 1,0 %; 1,5 %; 2,0 %; 2,5 %; 3,0 %. Pada uji mutu organoleptik mie basah terhadap 30 panelis yaitu 10 panelis terlatih dan 20 panelis tidak terlatih diperoleh hasil, untuk rasa 50 % menyukai penambahan kitosan pada konsentrasi 0%; untuk aroma 30% menyukai penambahan kitosan pada konsentrasi 0,5%; untuk tekstur 40% menyukai penambahan kitosan pada konsentrasi 0,5%; dan untuk kesukaan 40% menyukai penambahan kitosan pada konsentrasi 0,5%. Pada uji mutu kimia, untuk kadar air, kadar lemak dan kadar karbohidrat mie basah semakin menurun dengan semakin besarnya penambahan kitosan, sedangkan kadar protein mie basah semakin meningkat dengan semakin besarnya penambahan kitosan. Untuk daya simpan paling lama terdapat pada mie basah dengan konsentrasi penambahan kitosan 3,0% yaitu selama 3 hari (pada suhu kamar).


kata kunci : isolasi, kitosan, mie basah


Abstract

Have been done a research test the quality of organoleptic, quality of chemistry, and durability the wet noodles with the addition chitosan from waste prawn eggshell of windu, at variation of addition kitosan 0 %; 0,5 %; 1,0 %; 1,5 %; 2,0 %; 2,5 %; 3,0 %. According to the quality test of organoleptik the wet noodles to 30 panelist that is 10 panelist trained and 20 panelist is not trained to be obtained a result, to taste 50 % taking a fancy to addition kitosan at concentration 0%; for the sense of 30% taking a fancy to addition chitosan at concentration 0,5%; for the texstur of 40% taking a fancy to addition kitosan at concentration 0,5%; and for the likely of 40% taking a fancy to addition chitosan at concentration 0,5%. According to the quality test of chemistry, for the rate of irrigate, rate of fat and downhill wet noodles carbohydrate rate progressively ever greaterly addition of chitosan, while wet noodles protein rate progressively mount ever greaterly addition of chitosan. For the durability at longest there are at wet noodles with the concentration of addition chitosan 3,0% that is during 3 day (at room chamber).


keyword : isolation, chitosan, wet noodles


PENDAHULUAN

Pada awal Desember 2005, BPOM mengambil sampling dan pengujian laboratorium mie basah secara serentak dan terus-menerus di delapan kota yaitu, Bandar Lampung, Surabaya, Mataram, Makasar, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan Semarang. Hasil pengujian itu menunjukkan 64.32% mie basah tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung formalin (Diek, 2006). Disamping itu juga Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) produsen makanan dan minuman sebanyak 17-20% dari total 43,2 juta unit UMKM saat ini terkena dampak langsung dan tidak langsung dari pemberitaan formalin sebagai pengawet yang berbahaya pada makanan (Url, 2005). Sehingga ketidakpercayaan masyarakat terhadap mie basah sudah identik dengan bahan pengawet berbahaya yang mengakibatkan kerugian cukup besar bagi pengusaha mie basah bahkan ada yang sudah menutup usahanya (Arifin, 2006).

Mengingat resiko penggunaan formalin maka perlu adanya produk pengawet mie basah yang alami, aman, murah dan mudah dibuat. Salah satunya adalah kitosan yaitu kitin yang kehilangan gugus asetil (deasetilasi) dengan menggunakan NaOH (Krissetiana, 2004). Kitin adalah bagian konsentuen organik yang sangat penting pada kerangka hewan golongan, Arachnida, Insekta, Coleopatra, Lapidoptera, Crustacea, Eupagrurus, dan pada jamur (Suhardi, 1993; Irawan, 2000). Salah satu sumber potensial perolehan kitin adalah cangkang udang windu (Penaeus monodon). Berdasarkan penelitian dari Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), diketahui bahwa hasil uji total jumlah bakteri yang menempel pada ikan yang dilapisi kitosan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang dilapisi formalin. Hasil ini didukung oleh uji organoleptik yang meliputi rasa, bau, penampakan, dan tekstur yang juga memberikan hasil lebih baik. Pada konsentrasi kitosan 1,5% dapat mengurangi jumlah lalat yang signifikan. Daya simpan kitosan tidak kalah dengan formalin, ikan asin yang diberi perlakuan kitosan dapat bertahan selama 3 bulan yang hampir sama dengan ikan asin yang diberi perlakuan dengan formalin. Hal ini disebabkan kitosan mempunyai aktivitas antijamur dan antibakteri yaitu: Adanya interaksi antara muatan parsial positif dari molekul kitosan dengan muatan parsial negatif dari membran sel mikroba, mengakibatkan timbulnya kebocoran konstituen intraseluler sehingga mikroba tersebut mati. Kitosan berperan sebagai chelating agent yang secara selektif mengikat trace metal yang berakibat akan menghambat produksi racun dan pertumbuhan bakteri. Kitosan berperan sebagai senyawa pengikat air di dalam produk sehingga mengakibatkan terhambatnya berbagai jenis enzim.

Melihat kemampuan kitosan sebagai pengawet pada ikan asin maka peneliti ingin mengetahui kemampuan kitosan dalam mempengaruhi kualitas mie basah dengan variasi kitosan 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5% dan 3,0%, melalui uji organoleptik yaitu; warna, rasa, aroma, tekstur mie basah dan kesukaan. Diuji pula pengaruhnya terhadap mutu kimia yaitu; kadar air, protein, lemak dan karbohidrat serta pengaruh daya simpan mie basah tersebut.


METODE PENELITIAN

Bahan Kimia

Cangkang udang windu (diambil dari pengolahan udang di PT Delta Lima surabaya),tepung terigu, garam dapur, minyak goreng, telur.

Bahan-bahan kimia yang diperoleh di pasaran komersial dengan kemurnian p.a antara lain : NaOH, HCl, H2SO4, natrium karbonat, reagen selenium, NH4OH, CHCOOH, pelarut heksana, larutan luff schorl, kalium iodida, natrium tiosulfat, indikator amilum, dan aquades.

Alat

Seperangkat alat refluks, seperangkat alat pembuat mie, seperangkat alat untuk analisa Kjeldal, seperangkat alat untuk analisa soxhlet, seperangkat alat untuk analisa luff schoorl, pH-meter, oven, eksikator,

Prosedur Penelitian

Preparasi dan Karakterisasi Kitosan

Sebanyak 100 gram cangkang udang windu halus ditambahkan 1100 ml HCl 1 N dan diaduk selama 2 jam pada suhu kamar, kemudian disaring dan dicuci dengan aquades hingga pH-nya netral. Setelah netral ditambahkan NaOH 50 % dengan perbandingan 1: 10 untuk direfluks selama 30 menit pada suhu 100o C. Hasil refluks didinginkan, disaring dan dicuci dengan aquades hingga pH-nya netral. Selanjutnya residu dikeringkan untuk mendapatkan kitosan. Karakterisasi kitosan ditunjukkan dengan besarnya derajat deasetilasi > 60%.

Uji Organoleptik

Penelitian dilakukan dengan uji hedonik dengan skala 1 – 5 yang dinyatakan sangat tidak suka, tidak suka, agak suka, suka dan sangat suka, dengan panelis tak terlatih yaitu mahasiswa UNESA dan panelis terlatih yaitu pembuat dan penjual mie basah.

Uji Mutu Kimia

Penentuan kadar air

Sampel dalam cawan dioven, dihitung selisih antara berat awal sampel+cawan (sebelum dioven) dengan berat akhir sampel+cawan (setelah dioven) kemudian membandingkannya dengan berat sampel basah.

Penentuan kadar protein dengan metode Kjeldal

Sebanyak 0,3-0,4 gram sampel ditambah ¼ tablet Kjeldal dan 15 ml H2SO4 dipanaskan dalam labu Kjeldal hingga berwarna hijau dan mendestruksi semua bahan hingga berhenti berasap. Memindahkan bahan ke dalam labu destilasi ditambah 60 ml aquades dan 20 ml NaOH 50 % kemudian memanaskannya dan menampung destilat dalam Erlenmeyer. Pemanasan dihentikan jika terjadi letupan. Menambahkan 20 ml larutan H2SO4 0,1 N dan 3 tetes indicator metyl merah diperoleh larutan berwarna merah. Selanjutnya menitrasi larutan dengan NaOH 0,1 N hingga larutan berwarna kuning.


Penentuan kadar lemak dengan metode Soxhlet

Sebanyak 2 gram sampel dikeringkan dalam oven (100-1100C) selama 1 jam kemudian dibungkus dengan kertas saring dan diekstraksi dengan soxhlet selama 4 jam menggunakan pelarut heksana. Larutan disuling hingga diperoleh larutan heksana kembali. Lemak yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 100-1100C selama 1 jam.


Penentuan kadar karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl

Larutan netral luffscrol menjadi biru muda, ditambahkan dengan KI dan asam sulfat jadi kuning keruh, ditambahkan dengan indikator amilum menjadi ungu, dititrasi dengan NaTiSO4 0,1 M jadi warna putih susu.


Uji Daya Simpan Mie Basah

Menyimpan mie basah selama 60 jam dan melihat perubahan yang terjadi, terutama pertumbuhan jamur pada mie basah.


HASIL DAN PEMBAHASAN

spektra IR Kitosan

Pada gambar menunjukkan adanya perubahan itensitas pada pita serapan 1580,3 cm-1 berasal dari vibrasi tekuk N-H diperkuat pita serapan 3116,8 cm-1 menunjukkan keberadaan amina (-NH2) pada kitosan dan diperoleh derajat deasetilasi kitosan sebesar 84,80%.

Uji Mutu Organoleptik

Rasa, perbedaan rasa pada mie basah dikarenakan oksidasi protein yang menyebabkan pembalikan baurasa (contoh: tengik) kecil akibat dari gugus N pada molekul kitosan yang mampu membentuk asam amino yang merupakan komponen pembentukan protein (Deman, 1997). Hasil penelitian menunjukkan 50 % panelis menyukai mie basah dengan penambahan kitosan pada konsentrasi 0%.

Aroma, perbedaan Hal ini dikarenakan jumlah kadar air yang mempengaruhi pembusukan mie basah. Hasil penelitian menunjukkan 30% panelis menyukai mie basah dengan penambahan kitosan pada konsentrasi 0,5%.

Warna, Perbedaan warna coklat yang terjadi akibat penambahan kitosan terlihat sangat signifikan, Hal ini dikarenakan oleh reaksi maillard atau reaksi pencoklatan non enzim yang diindikasikan terpengaruh oleh pembentukan glikosilamina yang tersubtitusi pada gugus N yang terdapat pada kitosan dengan protein. Glikosilamina merupakan molekul yang dibutuhkan dalam pembentukan senyawa amino untuk membentuk pigmen coklat polimer (Deman, 1997). hasil penelitian menunjukkan 40% panelis menyukai mie basah dengan penambahan kitosan pada konsentrasi 0,5%.

Tekstur ada perbedaan yang terjadi pada mutu organoleptik pada tekstur untuk semua jenis mie, hal ini dikarenakan adanya perbedaan kadar air mie basah pada konsentrasi penambahan kitosan yang berbeda yaitu kadar air menurun dengan semakin tingginya konsentrasi kitosan dan menurunnya kadar air menyebabkan semakin kenyal tekstur mie. Hasil penelitian menunjukkan 40% panelis menyukai mie basah dengan penambahan kitosan pada konsentrasi 0,5%.

Kesukaan Secara Umum ada perbedaan yang signifikan dalam mutu organoleptik pada kesukaan untuk semua jenis miem. Hasil penelitian menunjukkan 40% panelis menyukai mie basah dengan penambahan kitosan pada konsentrasi 0,5%.


Uji Mutu Kimia

Tabel kadar air, kadar protein, kadar lemak dan kadar karbohidrat

Kode

sampel

Kadar air (%)

Kadar protein (%)

Kadar lemak (%)

Kadar karbohidrat (%)

A

B

C

D

E

F

G

31,54

31,39

31,31

31,12

30,72

30,45

29,96

12,07

12,53

12,94

13,38

13,87

14,41

14,61

1,245

1,00

1,00

0,99

0,99

0,98

0,96

21,41

20,995

20,42

19,87

19,91

19,691

19,55


Kadar air mie basah yang cukup tinggi mengalami penurunan yang sangat signifikan seperti yang ditunjukkan pada tabel, hal ini dikarenakan penggunakan beberapa molekul air dalam penguraian gula amino menjadi senyawa amino. Dimana senyawa amino tersebut digunakan dalam tahap pembentukan pigmen coklat dan polimer atau reaksi maillard. Disamping itu kemampuan kitosan yang mampu mengadsorbsi air juga mempengaruhi kadar air yang semakin menurun.

Kadar protein mie basah dengan penambahan kitosan pada variasi konsentrasi menunjukkan kadar protein semakin meningkat (seperti terlihat pada tabel). Hal ini dikarenakan molekul kitosan memiliki gugus N yang mampu membentuk senyawa amino yang merupakan komponen pembentukan protein.

Dari hasil pengujian kadar lemak dalam mie basah yang diberi perlakuan kitosan menunjukkan jumlah kadar lemak berbanding terbalik dengan jumlah konsentrasi kitosan yang diberikan pada mie basah. Semakin banyak konsentrasi kitosan yang diberikan maka semakin sedikit kadar lemaknya. Hal ini dikarenakan gugus parsial positif yang terdapat pada kitosan mengikat gugus negatif pada lemak.

Kadar karbohidrat secara umum mengalami penurunan dengan penambahan konsentrasi kitosan semakin besar. Hal ini dikarenakan karbohidrat diadsorpsi oleh kitosan seperti halnya air.


Uji Daya Simpan

Daya simpan mie basah mengalami peningkatan yang positif dengan penambahan konsentrasi kitosan semakin besar, yaitu selama 3 hari yang terdapat pada mie basah dengan konsentrasi penambahan kitosan 3,0% (pada suhu kamar). Hal ini dikarenakan aktifitas kitosan yang berperan sebagai senyawa pengikat air di dalam produk sehingga mengakibatkan terhambatnya berbagai jenis enzim (Hadisoemarto, 2003). Disamping itu kitosan juga berperan sebagai chelating agent yang secara selektif mengikat trace metal yang berakibat akan menghambat produksi racun dan pertumbuhan bakteri (Hadisoemarto, 2003).


SIMPULAN

  1. Pada uji mutu organoleptik untuk rasa, aroma, warna, tekstur, dan kesukaan terhadap penambahan kitosan pada mie basah dengan variasi konsentrasi 0%, 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5% dan 3,0% dan didapatkan hasil bahwa penambahan yang signifikan pada konsentrasi kitosan 0,5%.

  2. Pada uji mutu kimia, untuk kadar air, kadar lemak dan kadar karbohidrat mie basah semakin menurun dengan semakin besarnya penambahan kitosan, sedangkan kadar protein mie basah semakin meningkat dengan semakin besarnya penambahan kitosan.

  3. Pada uji daya simpan mie basah menunjukkan semakin besar konsentrasi kitosan yang diberikan maka semakin sedikit jumlah jamur yang terdapat pada mie basah, sehingga semakin lama daya tahan mie basah.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006a. Formaldehid. http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida/

Anonim, 2006b. Formalin dan Efek Sampingnya. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur http://cybermed.cbn.net.id/

Arifin, Alwin. 2006. Pengusaha Mie Telah Sepakat Tanpa Formalin dan Boraks. Jakarta: www.gatra.com

Diek, 2006. IPB Sosialisasikan Formulasi Mie Basah Yang Aman. Bogor: www.bogoronline.com

Krissetiana, Henny. 2004. Kitin dan Kitosan dari Limbah Udang. Suara Merdeka edisi 31 Mei 2004.

Kusumawati, Yuli. 2006. Mengenal lebih dekat Kitosan. Pikiran Rakyat edisi 24 Maret 2006.

Sihombing, Martin. 2006. Chitosan Siap Ambil Posisi Formalin. Bisnis Indonesia edisi 17 Januari 2006

Suhardi. 1993. Buku Monograf Kitin dan Kitosan. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zainuddin, M. 1988. Metodologi Penelitian. Surabaya: Unair-Press.

Selasa, 17 Februari 2009

ISTRIKU TERCINTA















Bagi yang belum tahu tentang istri saya, nah ni dia orangnya....
persis di sebelah saya tu...

Senin, 16 Februari 2009

PENEMU LAMPU LISTRIK



Thomas Alva Edison
Thomas Alva Edison, seorang penemu terbesar di dunia. Bayangkan, ia menemukan 3.000 penemuan, diantara-nya lampu listrik, sistim distribusi listrik, lokomotif listrik, stasiun tenaga listrik, mikrofon, kinetoskop (proyektor film), laboratorium riset untuk industri, fonograf (berkembang jadi tape-recorder), dan kinetograf (kamera film).

Ia anak bungsu dari tujuh bersaudara, lahir tanggal 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat. Buah perkawinan Samuel Ogden, keturunan Belanda dengan Nancy Elliot. Sebagaimana umumnya orangtua, Samuel dan Nancy menyambut kelahiran anaknya dengan suka-cita. Tidak ada hal aneh dalam proses kelahiran anak ini. Namun setelah anak ini mulai bertumbuh, terlihat hal-hal 'aneh' yang membuatnya lain dari anak yang lain. Bayangkan, pada usia enam tahun ia pernah mengerami telur ayam.

Setelah berumur 7 tahun, ia masuk sekolah. Tapi malang, tiga bulan kemudian ia dikeluarkan dari sekolah. Gurunya menilainya terlalu bodoh, tak mampu menerima pelajaran apa pun. Untunglah ibunya, Nancy, pernah berprofesi guru. Sang ibu mengajarnya membaca, menulis dan berhitung. Ternyata anak ini dengan cepat menyerap apa yang diajarkan ibunya.

Anak ini kemudian sangat gemar membaca. la membaca berbagai jenis buku. Berjilid-jilid ensiklopedi dibacanya tanpa jemu. Ia juga membaca buku sejarah Inggris dan Romawi, Kamus IPA karangan Ure, dan Principia karangan Newton, dan buku Ilmu Kimia karangan Richard G. Parker.

Selain itu, ia juga anak yang sangat memahami kondisi ekonomi orangtuanya. Pada umur 12 tahun ia tak enggan jadi pengasong koran, kacang, permen, dan kue di kereta api. Sebagian keuntungannya diberikan kepada orang tuanya. Hebatnya, saat berjualan di dalam kereta api itu, ia gemar pula melakukan berbagai eksprimen. Bahkan sempat menerbitkan koran Weekly Herald. Suatu ketika, saat bereksprimen, sebuah gerbong hampir terbakar karena cairan kimia tumpah. Kondektur amat marah dan menamparnya hingga pendengarannya rusak.

Kemudian sejarah ilmu pengetahuan mencatat nama orang yang hidup tahun 1847-1931 ini (meninggal di West Orange, New York, pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun), sebagai penemu terbesar di dunia dengan 3000 penemuan. Ia bahkan pernah menemukan 400 macam penemuan dalam masa 13 bulan.

SANG FENOMENAL DALAM ILMU TEKNOLOGI



Biografi Orang Terkenal
Assalamualaikum, kali ini saya akan kenalkan tokoh ilmiah yang sangat fenomenal yang bagus kita contoh cara berpikir dan kerja kerasnya dan inlah dia.......tretetttttt....

Albert Einstein
Albert Einstein lahir di Ulm Wurttemberg, Jerman, 14 Maret 1879 dari keluarga sederhana. Ayahnya, Hermann, memiliki perusahaan kecil yang membuat alat-alat listrik.

Ketika kecil, orang mengira Einstein sebagai anak yang terlambat perkembangannya. Hal ini terjadi karena ketika anak seusianya sudah dapat berbicara, ternyata ia belum bisa. Pada saat sekolah di tingkat SD, Einstein sama sekali tidak menampakkan kecemerlangan otaknya. Bahkan, bisa dikategorikan sbagai anak bodoh, sama sepeti Newton atau Thomas Alfa Edison. Ia tidak menyukai disiplin sekolah yang keras. Ia juga tidak menyukai mata pelajaran hapalan seperti sejarah, geografi, dan bahasa. Ia tidak suka menghafalkan fakta dan data. Minatnya hanya pada fisika dan matematika, terutama teori.

Kegemaran utama Einstein adalah membaca, berpikir, dan belajar sendiri. Tak heran jika guru-guru menganggapnya pemalu, bodoh, malas belajar, dan pelanggar tata tertib.

Kelakuannya tidak juga berubah meskipun telah duduk di bangku SMP. Karena hanya mau mempelajari fisika dan matematika, ia tamat SMP tanpa mendapat ijazah. Pada saat yang bersamaan, perusahaan ayahnya bangkrut. Terpaksa ia meninggalkan Jerman dan ikut orangtuanya ke Swiss. Di sana ia melanjutkan sekolah ke SMA dan berhasil lulus.

Namun, ketika akan melanjutkan ke perguruan tinggi, ia harus mengulang sampai dua kali. Akhirnya ia diterima di Institut Politiknik di Zurich, Swiss. Namun, tabiatnya tetap tidak berubah! Ia jarang kuliah. Kalau saja temannya tidak meminjaminya catatan, barangkali ia tidak lulus dari kampus dan menjadi mahasiswa abadi.

Lulus kuliah tidak berarti langsung bekerja. Ia sempat menganggur selama dua tahun.

SENANGNYA MENJADI USTAD

Alhamdulillah sekarang saya sudah 4 bulan mengajar di SDIT insan kamil sidoarjo, meskipun jauh dari tempat tinggal dan masih tersibukkan dengan perkuliahan yang belum lulus menjadikan kesemuanya masih terbilang menyenangkan. berjumpa dengan negara kecil yang melakukan tarbiyah islamiah yang sangat luar biasa dan tentunya hal tersebut bertambah membanggakan saya ketika saya juga termasuk di dalam sistem negara kecil dan indah itu.
ya, saya kini telah menjadi ust, alias pak guru. berhadapan dengan anak-anak yang lucu dan cerdas dan dituntut untuk mampu mentransfer ilmu sains pada mereka. hanya senyum dan keceriaan merekalah yang membuat saya mampu bertahan dengan kegembiraan mengajari mereka. Terlambat datang ke sekolah? sering. kececeran dengan tugas mengajar? malah lebih sering. tapi semuanya berawal dari kesungguhan dari diri dan support rekan-rekan insan kamil yang luar biasa dalam hal ketauladanan terhadap saya yang tergolong pengajar termuda dan minim pengalaman. makan bareng sama anak-anak, bermain sains, terkadang tegang tapi sering bercanda, susahnya belajar gerakan senam pagi, takutnya bertemu akhir bulan (gajian membuat bingung untuk mengaturnya) dan buanyak keindahan saya selama berada di SDIT insan kamil.
Tak jarang anak-anak sering histeris dengan keberadaan saya. meskipun terkadang sering GR tapi Alhamdulillah mudah-mudahan hal itu karena anak-anak berharap saya lebih lama dan bertambah lebih baik dalam mengajari mereka.
Ya Alloh saya semakin ingin berbuat lebih banyak dalam tarbiyah ini dan tentunya kerinduan saya akan seorang anak semakin membuncah ketika semakin sering berjumpa dengan sang pejuang islam SDIT Insan kamil Sidoarjo.

pengganggu yang kini bermanfaat

CIPLUKAN

Merupakan tumbuhan semusim, biasanya ditempat kosang yang tidak terlalu becek seperti pinggiran selokan, pinggir kebun dan lereng tebing sungai. Bisa tumbuh baik pada ketinggian 0 - 1800 m dpl.

KLASIFIKASI - Ciplukan biasa disebut Physallis peruvianna L., atau Physallis angulata Linn atau Physallis minina Linn, termasuk famili tumbuhan Solanaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Keceplokan, Nyornyoran atau Cecendet.

SIFAT KIMIAWI - Memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l : Chlorogenik acid, C27H44O-H2O, Asam sitrun dan fisalin, Buah mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, sedangkan bijinya mengandung Claidic acid.

EFEK FARMAKOLOGIS - Tumbuhan ini bersifat analgetik, peluruh air seni, menetralkan racun (detoxifies), meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar tubuh. Dalam farmakologi Cina disebutkan tumbuhan ini memiliki rasa pahit dan sifat sejuk.

BAGIAN TANAMAN YANG BERGUNA - Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan akar, daun dan buah.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

1. Influenza dan Sakit tenggorokan - Tanaman 9 - 15 gram direbus air secukupnya dan diminum airnya.
2. Batuk Rejan (pertusis), Bronchitis, Gondongan - sama seperti pengobatan Influenza
3. Bisul - Daun Ciplukan 1/2 genggam dicuci, digiling halus lalu diturapkan pada bisul dan sekelilingnya, dibalut dan diganti 2x sehari.
4. Borok - sama seperti bisul, hanya ditambah air kapur sirih secukupnya.
5. Kencing Manis - Tanaman direbus 3 gelas air menjadi 1 gelas, saring dan minum.
6. Sakit paru-paru - Tanaman Ciplukan lengkap direbus dengan 3 - 5 gelas air mendidih, saring dan minum airnya 3 x sehari secangkir.
7. Ayan - Buah Ciplukan 8 - 10 buah dimakan tiap hari.

BUDI DAYA - Perbanyak tanaman dengan biji. Biji disemai kemudian tanaman muda dipindahkan ketempat penanaman. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembabab tanah. Disamping itu juga dibutuhkan pemupukan terutama pupuk dasar.

Possibly related posts: (automatically generated)

* Anting Anting
* MANFAAT DAUN KOLESOM JAWA (Daun Ginseng)
* Tanaman Pengusir Nyamuk
* Begonia