Kamis, 19 Maret 2009

Kunci jawaban Soal UTS IPA kelas 4 SDIT Insan Kamil Sidoarjo

  1. D
  2. C
  3. B
  4. A
  5. B
  6. B
  7. C
  8. C
  9. G
  10. D
  11. B
  12. A
  13. B
  14. B
  15. A
  16. C
  17. C
  18. A
  19. D
  20. C
  21. B
  22. A
  23. D
  24. B
  25. C
  26. Gaya
  27. Gaya tarik bumi
  28. Magnet
  29. Udara
  30. Pita suara
  31. Longitudinal
  32. Konveksi
  33. Konduksi
  34. Energy panas atau energy uap
  35. Angin
  36. Gaya gravitasi, gaya apung, gaya gesek, gaya dorong, dan gaya tarik
  37. Setiap getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi
  38. a. koduksi yaitu perpindahan panas yang tidak diikuti perpindahan molekul
b. konveksi yaitu perpindahan panas yang diikiuti perpindahan molekul.
c. radiasi yaitu perpindahan panas tanpa menggunakan zat perantara.


39. Api, gesekan, dan matahari


40. sinar matahari yang berupa panas diserap oleh plat surya dan dirupah pada generator menjadi energi listrik sehingga dari energi listrik tersebut di ubah menjadi energi gerak agar roda mobil bisa bergerak dan berjalan sesuai fungsinya.

40.

Kunci jawaban soal UTS IPA kelas III SDIT Insan Kamil Sidoarjo


  1. D
  2. C
  3. B
  4. C
  5. A
  6. D
  7. C
  8. D
  9. B
  10. A
  11. D
  12. A
  13. A
  14. A
  15. B
  16. C
  17. D
  18. C
  19. D
  20. C
  21. B
  22. C
  23. B
  24. B
  25. C
  26. mengelinding
  27. rendah
  28. cepat
  29. pita suara bergetar
  30. bergetar
  31. listrik
  32. listrik
  33. suara
  34. bahan/ alat
  35. agar kincir tidak terlepas dari botol

36. - mengalir
- berputar
- jatuh
- menggelinding
- memantul

37. - gerak roda kendaraan dapat mengantarkan pengendaranya ke tempat tujuan
- gerak air dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin pembangkit listrik tenaga air
- gerak angin dapat menggerakkan kincir angin dan kapal layar

38. - matahari
- minyak tanah
- kayu bakar
- BBM (bensin, solar, minyak tanah, dll)
- makanan

39. - menyalakan lampu
- menyalakan kipas angin
- menyalakan kulkas

40. - kertas
- lem
- lidi

- botol bekas

Minggu, 15 Maret 2009

SAYA BANGGA DENGAN TIM GARUDA

TIM SDIT INSAN KAMIL SIDOARJO AKHIRNYA BISA....

Alhamdulillah hasil babak seleksi Olimpiade Sains Kuark (OSK) telah keluar. Hasil yang ditorehkan oleh TIM GARUDA SDIT Insan Kamil Sidoarjo tidak mengecewakan. Dari 63 siswa yang ikut serta OSK, terdapat 43 siswa (69%) yang lolos ke babak semifinal. 43 siswa tersebut berasal dari ketiga level yang ada. 12 siswa dari level satu (kelas 1 dan 2), 17 siswa dari level dua (kelas 3 dan 4), 14 siswa dari level dua (kelas 5 dan 6). Hal ini jauh melampui dari target 10% yang dicanangkan oleh salah satu pembina siswa OSK SDIT Insan Kamil dalam babak seleksi OSK yang diadakan di SDI Raudlatul Jannah itu.

Adapun nama-nama siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


NAMA SISWA SDIT INSAN KAMIL YANG LOLOS KE BABAK SEMIFINAL

OLIMPIADE SAINS KUARK 2009

No.

Level

No. Peserta

Nama Siswa

1.

Satu

1152401133

M. UMAR DZIHNI A.

2.

Satu

1152401055

ALIFA NURJAYA

3.

Satu

1152401056

ANDIKA NAUFAL H

4.

Satu

1152401057

AZZAM AL AYYUBI

5.

Satu

1152401058

ALFA NURAINI R.

6.

Satu

1152401059

RAMADHANI ADI R.

7.

Satu

1152401060

RAHMAT ZAKIY ASHMA

8.

Satu

1152401061

FAIZ FIRDAUS M.

9.

Satu

1152401062

ZAIN NOOR FALAH

10.

Satu

1152401063

SAM ADI NUGRAHA

11.

Satu

1152401065

ILHAM MAULANA

12.

Satu

1152401066

WULIOYA MUTIA

13.

Dua

2152401055

NAUFAL A. ADHITAMA

14.

Dua

2152401056

A. HISYAM ADDIQDA

15.

Dua

2152401057

MUHAMMAD IZZAT

16.

Dua

2152401058

ISHMAH D. SALMA

17.

Dua

2152401059

FAIZAH NADLIRAH

18.

Dua

2152401060

INDANA PUTRI ZULFI

19.

Dua

2152401062

ABDUL FATAH ISMAIL

20.

Dua

2152401065

HANIF INSAN R

21.

Dua

2152401068

AKROMUNA ISHMAH

22.

Dua

2152401123

NOUFAL BAYU W.

23.

Dua

2152401124

R.A. NURUL LAILI

24.

Dua

2152401126

AFIANDITO M. DARWI

25.

Dua

2152401127

SEPTIAN FADILLAH R

26.

Dua

2152401130

NISRINA CALLULA

27.

Dua

2152401131

M. ASYAM JABBAR

28.

Dua

2152401148

AHMAD NAUFAL

29.

Dua

2152401149

NIA FITRIYATI

30.

Tiga

3152401138

M. IRFAN RAMADHAN

31.

Tiga

3152401139

SHOFIA SABRINA

32.

Tiga

3152401034

MARATU SHOLIHAH INSAN

33.

Tiga

3152401036

FITRIYAH NUR S.

34.

Tiga

3152401037

ANAS YAHYA A

35.

Tiga

3152401038

AZISKA

36.

Tiga

3152401039

RAIS BAIHAQI

37.

Tiga

3152401040

IQBAL RASYID

38.

Tiga

3152401041

HANAN QONITAH

39.

Tiga

3152401042

YASMINE AZZAHRO

40.

Tiga

3152401045

TRISNAWATI PUTRI P

41.

Tiga

3152401044

AHMAD AZZAM S.

42.

Tiga

3152401093

FARAH NUR F.A.

43.

Tiga

3152401048

GHAISANI ABIDAH


Selamat kepada siswa yang tercantum di atas, semoga kalian akan terus berprestasi dan dapat lolos ke babak final sehingga kemungkinan meraih kemenangan akan terbuka lebar.

Tentunya tidak lupa juga kepada seluruh siswa yang belum lolos ke babak semifinal yang telah membanggakan sebagai duta sekolah dalam kancah ilmu pengetahuan untuk terus belajar dan berlapang dada karena harapan itu masih ada, tatap masa depan yang lebih baik.


Info: babak Semifinal OSK tanggal 18 April 2009

Senin, 09 Maret 2009

Penerapan Kewirausahaan Dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal yang Berbasis Potensi Lokal Siswa Usia Wajib Belajar 9 Tahun

  1. Latar Belakang

Dalam konstruksi kehidupan sosial, berbangsa dan bernegara salah satu satu kebutuhan adalah terciptanya generasi yang berkualitas yang berfungsi sebagai penerus, penyangga, dan pelaku pembangunan untuk kelangsungan sebuah bangsa dan negara. Penyediaan sumber daya insani yang berkualitas berkaitan erat dengan keberadaan (eksistensi) lembaga dan manajemen pendidikan (Arikunto,2007). Terselenggaranya pendidikan yang baik merupakan salah satu prasyarat utama yang mesti dipenuhi untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional secara menyeluruh dan tujuan pembangunan daerah secara lebih spesifik (Arikunto, 2007).

Pendidikan merupakan sesatu yang wajib, mengingat kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa yang memang memprihatinkan, di tingkat Asia Tenggara, bangsa ini masih berada di bawah Vietnam, Malaysia, Thailand, apalag Singapura (Arikunto,2007). Adanya gerakan Wajib Belajar 9 Tahun merupakan suatu kepedulian pemerintah terhadap keadaan pendidikan di Indonesia. Wajib Belajar 9 Tahun diawali dengan lahirnya intruksi presiden Nomor 1 tahun 1994 tentang program Wajar Dikdas 9 Tahun. Tujuan dan sasaran program ini adalah memberikan agar semua warga Negara Indonesia yang berusia 7 sampai 12 tahun mengikuti pendidikan pada sekolah dasar dan atau setara serta semua penduduk yang berusia 13 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan atau setara. Wajar Dikdas 9 tahun merupakan dari amanat UUD 1945 (Depdiknas, 2007).

Tujuan pendidikan adalah mengantarkan peserta didik menjadi manusia dewasa, yakni manusia yang mampu berfikir dan bertindak atas pilihan dan inisiatifnya sendiri. Dalam makna seperti ini ukuran benar tidaknya arah pendidikan adalah dengan menguji apakah praktek pendidikan dan pengajaran di sekolah membantu anak didik semakin dewasa dan otonom, atau membuat anak didik terus tergantung pada otoritas (guru, orang tua, atau bahkan negara) (Arikunto,2007).

Adanya suatu kenyataan bahwa terdapat jumlah penganguran pada anak-anak usia produktif (15-24 tahun) sebanyak 12,63%, urutan kedua ditempati usia 25-44 tahun 5,62%. umumnya mereka yang menganggur belum mempunyai beban rumah tangga (Djamal, 2007). Merujuk juga kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2007, disebutkan bahwa angka pengangguran yang tidak lulus atau lulus SD mencapai 3.524.884 orang, SMP 2.860.007 orang. Dalam usia antara 12-15 tahun siswa memiliki suatu sifat yaitu mampu berpikir operasi formal lebih berisifat hipotesis dan abstrak serta sistematis dan ilmiah dalam memcahkan masalah dari pada berfikir konkret, (Sigelman & Shaffer dalam Yusuf, 1995). Dalam tahap produktif ini siswa menuju pada tahap pemahaman tetang dirinya, apabila telah memiliki kepribadian dirinya sendirinya sendiri, maka siswa telah memiliki pemahaman dan kemapuan untuk menyesuaikan diri dengan dirnya sendiri, peran-perannya dalam kehidupan sosial, dunia kerja dan agama (Yusuf, 2001). Hal tersebut tidak diikuti dengan adanya sutau kurikulum yang secara khusus mampu memunculkan dan melatih jiwa usaha dan keterampilan mereka dalam usia produktif, yang diharapkan setelah lulus SMP siswa mendapatkan bekal keterampilan atau keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya.

Secara teknis filosofis orientasi pendidikan yang berbasis masyarakat luas adalah kewirausahaan atau upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan sumber daya (Prawirokusumo dalam Budi, 1997) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bukan semata-mata berorientasi kepada jalur akademik, akan tetapi sekolah dituntut agar mampu mewujudkan pertautan yang jelas dengan dunia kerja. Paradigma bersekolah untuk bekerja (school to work) harus mendasari semua kegiatan pendidikan (zulfikri, 2007). Dalam mengantisipasi persaingan global, perlu disiapkan lulusan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas serta sikap teladan, dalam rangka ikut berpartisipasi dalam persaingan dunia kerja. Memasuki milenium ke tiga dan persiapan global yang lebih beretika sangat mendesak dunia pendidikan membuat program yang berorientasi semangat kewirausahaan (Kao, 2004).

Kewirausahaan ternyata bukan hanya bakat bawaan sejak lahir, atau bersifat praktek lapangan. Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang perlu dipelajari. Kemampuan seseorang dalam berwirausaha, dapat dimatangkan melalui proses pendidikan. Kewirausahaan juga merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Suryana dalam Budi, 2004). Kewirausahaan yang dimaksudkan adalah kewirausahaan yang berbasis potensi daerah, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mengenal dan mengembangkan potensi daerahnya tersebut.

Selama ini pendidikan nasional kita sangat sentralistis. Orientasinya sangat nasional, dan hal tersebut dibayar mahal dengan terabaikannya potensi-potensi lokal (Anonim 1, 2007). Indonesia adalah negara agraris dan maritim. 70% lebih dari negeri ini terdiri atas perairan sebagai sumber kekayaan alam tiada habis-habisnya. Inilah keunggulan dan potensi lokal, namun pendidikan nasional mengabaikannya (Anonim 1, 2007).. Potensi lokal yang dimiliki oleh setiap daerah berbeda, seperti kekayaan laut, hutan, alam yang secara keseluruhan memiliki keunggulan, penyusunan berbasis potensi lokal ini harus mengacu pada tujuan pendidikan (Waspodo, 2006). Sesungguhnya kewirausahaan dalam mata pelajaran muatan lokal yang berbasis pada potensi lokal bisa menjadi salah satu solusi strategis untuk mendorong kegiatan perekonomian nasional dan mengembalikan posisi Indonesia sebagai negara agraris, maritim dan juga dapat menjadi bekal mereka untuk menghadapi dunia pasar bebas

Berdasarkan filosofi pendidikan negara mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dan jumlah pengguran dalam usia produktif serta kebutuhan disiplin ilmu yang berkaitan dengan kewirausahaan dalam sebuah kurikulum pendidikan menunjukkan pentingnya pemberian mata pelajaran kewirausahaan dikalangan siswa usia wajib belajar 9 tahun yang menurut psikologi anak, dalam usia-usia tersebut anak sudah memiliki jiwa kewirausahaan yang perlu dimaksimalkan, sehingga dalam karya tulis ini ingin membuka suatu penerapan kewirausahaan dalam mata pelajaran muatan lokal yang berbasis potensi lokal siswa usia wajib belajar 9 tahun yang memiliki tujuan untuk disamping untuk memupuk potensi kewirausahaan dalam jiwa tersebut juga untuk menyiapkan lulusan yang termasuk dalam usia produktif dengan jiwa berwirausaha dalam mengembangkan potensi lokal daerah mereka dan memiliki kesadaran tinggi dalam mengaktualisasikan potensinya secara cerdas dalam bertahan hidup dan kehidupan bermasyarakat.

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka didapatkan rumusan masalah yaitu bagaimana pentingnya penerapan kewirausahaan dalam mata pelajaran muatan lokal yang berbasis potensi lokal siswa usia wajib belajar 9 tahun.

  1. Tujuan

Berdasarkan rumusan diatas karya tulis ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pentingnya penerapan kewirausahaan dalam mata pelajaran muatan lokal yang berbasis potensi lokal siswa usia wajib belajar 9 tahun.

  1. Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas, karya tulis ini mempunyai sebagai berikut :

1. Dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem pengajaran wajar dikdas dengan menambahkan pendidikan kewirausahaan berbasis potensi lokal dalam muatan lokal.

2. Dapat memberikan keterampilan wirausaha untuk mengu\rangi angka pengangguran usia produksi, khusus yang lulusan SD dan SMP.

3. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.


Cp : David (03171846551)

Pemanfaatan Limbah Lumpur Aktif Industri Kertas Sebagai Bahan Pembuatan Pupuk Organik (Kompos) Dengan Menggunakan Metode Komposter

A. Latar Belakang

Keberadaan lahan pertanian di Jawa Timur selalu mengalami penyusutan yang cukup signifikan. Tiap tahun setidaknya 3.800 hektar lahan pertanian berubah menjadi industri, permukiman, jalan dan properti komersial lainnya. Bahkan pada tahun 2005, luas lahan sawah padi yang efektif tinggal 1,15 juta hektar. Dari angka ini 57,73% atau 649.175 hektar adalah sawah dengan irigari teknis dan 8,96% atau 103.887 hektar adalah sawah dengan irigasi setengah teknis (Rdi. 2008).

Kelangkaan dan mahalnya pupuk anorganik ternyata juga dapat mengancam produksi padi di jawa timur. Terbukti Pemerintah melalui Departemen Pertanian hanya mengalokasikan sebesar 1,074 juta ton atau lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya sebanyak 1,085 juta ton. Padahal permohonan yang diajukan Dinas Pertanian Provinsi Jatim sebanyak 1,2 juta ton. Padahal alokasi pupuk yang diajukan itu didasarkan pada laporan kebutuhan dari 38 kabupaten/kota (Astuti. 2008). Harga pupuk ureapun terbilang cukup mahal yaitu berkisar Rp 1200 per kilogram atau Rp 60.000 per sak, ukuran 50 kilogram dan pupuk SP 36 mencapai Rp 110.000 meskipun harga tersebut sudah disubsidi oleh pemerintah kemudian pupuk ZA mencapai Rp 65.000. Pupuk NPK Ponska mecapai Rp 115.000 (Anonim, 2008).

1

Menanggapi permasalahan di atas maka perlu adanya solusi yang tepat guna mempertahankan status lumbung padi di propinsi jawa timur, salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah lumpur aktif yang dikombinasi dengan kotoran hewan ternak. Limbah lumpur aktif yang merupakan endapan lumpur yang mengandung sejumlah mikroorganisme biasanya digunakan pada proses pengolahan limbah. Limbah mikroorganisme yang berperan adalah mikroorganisme prokariotik seperti jamur protozoa, rotifera, dan ganggang yang masing–masing memiliki peran tersendiri (Metclaf, 1991). Lumpur aktif juga memiliki kandungan nitrogen yang merupakan salah satu faktor penyubur tanah, sehingga lumpur aktif sangat tepat digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik. Disamping itu, berdasarkan observasi penulis pada perusahaan kertas Adi Prima Persada melimpahnya lumpur aktif pada industri kertas yang bisa mencapai ± 100 ton perhari juga merupakan permasalahan limbah industri yang perlu diatasi agar tidak terjadi penumpukan limbah.

Pengomposan dalam pembuatan pupuk organik di atas dapat dilakukan dengan metode komposter yang mampu memberikan hasil dan efisiensi kerja, karena metode tersebut dapat dilakukan dalam skala perorangan. Metode pengomposan dilakukan dengan maksud mengalirkan udara, memelihara kelembapan da temperatur sehingga bakteri jasad renik bekerja mengurai bahan organik secara optimal.

Melihat kurangnya pemanfaatan limbah lumpur aktif dan kebutuhan pupuk yang ramah lingkungan melatar belakangi penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu ingin mengetahui manfaat limbah lumpur aktif industri kertas sebagai bahan pembuatan pupuk organik (kompos) yang dikombinasikan dengan kotoran hewan ternak dengan menggunakan metode komposter untuk memberikan solusi akan kelangkaan dan mahalnya pupuk anorganik dikalangan petani, khususnya dalam melakukan proses percambahan padi IR64 yang berdasarkan data Diperta Propinsi Jawa Timur jenis padi tersebut merupakan varietas unggul tertinggi atau sebesar (40,04%) yang yang ditanam oleh petani Jawa Timur (Purbiati. 2007).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pembuatan pupuk organik limbah lumpur aktif industri kertas?

2. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik limbah lumpur aktif industri kertas yang dikombinasikan pupuk kandang terhadap percambahan tanaman padi IR64?

3. Berapa konsentrasi optimum pemberian pupuk organik limbah lumpur aktif industri kertas yang dikombinasikan pupuk kandang terhadap percambahan tanaman padi IR64?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk organik limbah lumpur aktif industri kertas.

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik limbah lumpur aktif industri kertas yang dikombinasikan pupuk kandang terhadap percambahan tanaman padi IR64.

c. Untuk mengetahui berapa konsentrasi optimum pemberian pupuk organik limbah lumpur aktif industri kertas yang dikombinasikan pupuk kandang terhadap percambahan tanaman padi IR64.

2. Manfaat

a. Dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan petani utnuk menggunakan pupuk organik limbah lumpur aktif industri kertas sebagai alternatif terhadap dampak, kelangkaan dan mahalnya pupuk anorganik.

b. Untuk memberikan harapan akan makanan yang dikonsumsi masyarakat dapat terhindar dari efek kimiawi.

D. Manfaat Karya Tulis

Penulisan karya inovatif ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu:

1. Memberikan informasi mengenai untuk mengetahui proses pembuatan pupuk organik (kompos) dari campuran antara lumpur aktif industri kertas dengan kotoran hewan ternak.

2. Memberikan informasi tentang metode yang efektif dalam pembuatan pupuk organik.

3. Memberikan suatu solusi alternatif dalam mengatasi kelangkaan maupun efek negatif dari pupuk anorganik (kimiawi).


CP. David (031)71846551

Pemanfaatan Protein Hasil Isolasi Kitin Dari Limbah Kulit Udang Windu Dengan Penambahan Bekatul Sebagai Pakan Ternak

A. Latar Belakang

Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin (Kartadisastra, 1997). Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Jaringan hewan sendiri juga terdiri dari air, karbohidrat, protein, lemak dan mineral. (Putro, 2004)

Tidak adanya alternatif lain dan langkanya bahan yang memenuhi syarat sebagai sumber asam amino, protein, karbohidrat, dan lemak yang berimbang sesuai dengan kebutuhan akan ketersediaannya, maka menjadikan pakan berbiaya mahal sehingga akhirnya berimbas juga pada kenaikan biaya produksi (Putro, 2004). Oleh karena itu wajar bila usaha meningkatkan efisiensi didalam bidang peternakan ditujukan pada usaha meningkatkan gizi zat-zat makanan ternak..

Kesulitan dalam memenuhi gizi dalam pakan ternak membuat ternak mengalami kekurangan nutrien yang sesuai dengan kebutuhan merupakan faktor yang sangat vital. Menurut Sujono (2004), guna mempertahankan kapasitas produksi, energi dalam pakan harus dipertahankan dalam kadar tertentu, yaitu 2.800-2.900 kalori/kilogram. Kandungan protein pun harus mencapai kadar 17-18%. Ketersedian protein dalam kulit udang windu yang cukup besar dapat dimanfaatkan guna memenuhi sebagian kebutuhan vital pada makanan. Ternak. Kulit udang windu mengandung protein (25%- 40%), kitin (15%-20%) dan kalsium karbonat (45%-50%) dan diperkirakan limbah kulit krustasea dunia mentapai sekitar 5 juta ton (kering) (Marganof, 2003). Limbah kulit udang windu yang tidak dimanfaatkan secara tepat guna akan hanya menjadi limbah yang meresahkan saja. Selama ini limbah tersebut dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai pupuk dengan nilai yang rendah (Marganof, 2003).

Proses Isolasi kitin dari kulit udang/kepiting biasanya dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, tahap penghilangan mineral (demineralisasi). Tahap kedua adalah tahap penghilangan protein (deproteinasi). Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan protein. Biasanya dilakukan dengan menambahkan larutan natrium hidroksida (NaOH), sambil dipanaskan pada temperatur yang tidak terlalu tinggi. Tujuan dari pemisahan protein (deprotenisasi) adalah untuk memisahkan sisa–sisa daging yang jumlahnya bervariasi. Tahap ketiga merupakan tahap penghilangan warna. (Rismana, 2001). Proteinasi pada cangkang udang windu adalah diperuntukkan untuk memisahkan atau melepaskan ikatan–ikatan antara protein dan kitin (Hadisoemarto, 2003).

Menurut Muchtadi, Nienaber dan Susana (1995), bekatul merupakan sumber serat pangan yang juga mengandung protein, lemak, mineral dan vitamin. Menurut Betty (2000), kandungan vitamin yang terdapat pada bekatul antara lain seperti tiamin, riboflavin dan niasin sedangkan kandungan mineral yang dimiliki bekatul antara lain, seperti alumunium, kalsium, klor, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, silikon, natrium dan seng. Bekatul Merupakan hasil sisa ikutan dari pabrik pengolahan khususnya bagian asah/slep/polish. Lebih sedikit mengandung selaput perak dan kulit serta lebih sedikit mengandung vitamin B1, tetapi banyak bercampur dengan pecahan-pecahan kecil lembaga beras (menir). Oleh sebab itu masih dapat dimanfaatkan sebagai makanan manusia sehingga agak sukar didapat.
Analisa nutrisi adalah sebesar 15% air, 14.5% protein, 48.7% lemak dan 7.0% abu serta nilai MP adalah 70 (Scrapbook, 2006).

Dalam proses deproteinasi, protein yang akan dibuang nantinya akan dibuang sebagai hasil limbah. Protein yang dipisahkan dari cangkang nantinya dibuang tersebut memilki persentase yang cukup tinggi, dari pada tidak dimanfaatkan, lebih baik digunakan untuk sesuatu yang dapat menghasilkan manfaat. Dengan melakukan penambahan bekatul dicampur dengan protein dalam proses isolasi protein hasil limbah udang windu didalam pembutan makanan ternak, pemenuhan nutrisi dalam hewan ternak dapat terpenuhi.

Dengan terpenuhinya nutrisi dalam pakan ternak pertumbuhan ternak dapat mengalami peningkatan baik dalam produksi ternak maupun dalam peternakan sendiri dapat memiliki hasil pakan yang memenuhi nutrisi, sehingga penulis ingin memanfaatkan protein hasil isolasi kitin dari limbah kulit udang windu dengan penambahan bekatul sebagai pakan ternak.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Memanfaatkan Protein Hasil isolasi Kitin Dari Limbah Kulit Udang Windu dengan Penambahan Bekatul Sebagai Pakan Ternak?

C. Tujuan

Mengetahui pemanfaatkan protein hasil isolasi kitin dari limbah kulit udang windu dengan penambahan bekatul sebagai pakan ternak

D. Manfaat

1. Kebutuhan salah satu nutrisi pakan ternak tercukupi dengan adanya protein dari hasil limbah kulit udang windu

2. Protein dengan persentae yang cukup tinggi dalam proses isolasi kitin yang semula tidak dimanfaaatkan oleh banyak kalangan, kini dapat berguna.

  1. Batasan Penulisan

Batasan karya tulis adalah penggunaan protein dengan penambahan bekatul sebagai pakan ternak hanya kami berikan kepada unggas (Itik, ayam, bebek dan lain-lain).